Tuesday, May 27, 2008

Pengaruh Perubahan pH Terhadap Kecepatan
Pernapasan Ikan



Percobaan 8.2

Tujuan : Mengamati pengaruh perubahan pH terhadap kecepatan pernapasan ikan
Alat dan Bahan : 1. Stoples 6. Asam cuka
2. Indikator universal 7. Air
3. Gelas ukur
4. Pencatat waktu
5. Ikan


1. CARA KERJA:
1. Buatlah sebuah hipotesis tentang pengaruh perubahan pH terhadap membuka dan menutupnya tutup insang pada ikan saat bernapas selama satu menit. Uji hipotesis yang telah kalian buat dengan melakukan langkah berikut.
2. Masukkan seekor ikan kedalam toples yang sebelumnya sudah diisi air, biarkan sekitar dua menit. Hitung banyak gerakan membuka dan menutupnya tutup insang ikan tersebut saat bernapas selama satu menit.
3. Secara perlahan-lahan, masukkan 2 ml asam cuka ke dalam stoples yang berisi ikan tadi. Catat pH air tersebut. Hitung banyak gerakan membuka dan menutupnya tutup insang selama satu menit (seperti langkah dua).
4. Dengan cara yang sama, tuangkan 4 ml asam cuka ke dalam stoples percobaan. Catat pH air dalam stoples dan lakukan seperti langkah 2 dan 3.

2. PERTANYAAN
1. Apakah percobaan kalian itu mendukung hipotesis yang telah dibuat?
2. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil kegiatan tersebut!
3. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang kami hadapi dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah perubahan pH pada air yang dapat dilakukan dengan cara penambahan cairan asam cuka atau pengurangan pH pada air dapat mempengaruhi pernapasan pada ikan?
2. Dapatkah ikan hidup pada air yang pHnya terlalu tinggi atau terlalu rendah?

4. HIPOTESIS
Perbedaan kadar pH pada air akan mempengaruhi kecepatan pernapasan pada ikan.

5. HASIL PENGAMATAN

No Tahap Percobaan Asam Cuka pH Kecepatan Pernapasan
1. Tahap pertama 0 ml 6 139/menit
2. Tahap kedua 2 ml 6 146/menit
3. Tahap ketiga 4 ml 5 120/menit

6. JAWABAN PERTANYAAN


1. Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, ternyata jika dibandingkan hasil percobaan dengan hipotesis kami, hasil percobaannya sangat mendukung karena kami membuat hipotesis bahwa “Perbedaan kadar pH pada air akan mempengaruhi kecepatan pernapasan pada ikan” sangat didukung oleh hasil percobaan yang menunjukkan perbedaan kecepatan pernapasan ikan jika airnya ditambahi dengan larutan asam cuka dengan bukti saat ikan bernapas pada keadaan air biasa, kecepatan pernapasannya biasa yaitu 139/menit. Setelah diberi 2 ml larutan asam cuka, kecepannya jadi bertambah menjadi 146/menit karena ikan menanggapi keadaan lingkungannya yang makin kekurangan O2 dengan bernapas semakin kencang untuk mendapatkan O2 yang lebih banyak tapi pada saat diberi larutan asam cuka sebanyak 4 ml, ikan telah menjadi lemah karena ikan tersebut sedikit mendapatkan O2 sehingga kecepatan pernapasannya menurun menjadi 120/menit..


2. Kesimpulan yang dapat kami ambil dari penjelasan di atas adalah perubahan pH pada air akan mempengaruhi kecepatan pernapasan ikan. Ikan tidak akan bisa hidup pada pH yang terlalu tinggi atau rendah.


Read More......

Laporan Praktikum Biologi


1. Nama Percobaan : Ingenhousz

2. Tujuan : Untuk melacak adanya O2 / oksigen dalam proses fotosintesa.


3. Alat dan Bahan
digunakan : Alat - 1 Gelas Kimia Bahan -Air
- 1 Tabung Reaksi -Hydrilla
- 4 Kawat Penyangga
- Pengukur Waktu ( jam)
- 1 Corong
- 1 Waskom

4. Langkah Kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Memasukkan tanaman hydrilla secukupnya ke dalam corong.
3. Menutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi.
4. Memasukkan empat kawat penyangga ke dalam gelas ukur untuk menjaga keseimbangan dari corong yang telah diisi dengan hydrilla.

5. Memasukkan corong yang berisi tanaman hydrilla kedalam gelas kimia dengan posisi terbalik, mulut corong berada di bagian bawah.
6. Mengisi gelas kimia tersebut dengan air.

7. Pengisiannya dilakukan di dalam waskom supaya semua bagian gelas kimia, corong dan tabung reaksi berisi air.

8. Untuk kelompok kami, kelompok II meletakkan rangkaian alat dan bahan yang telah disusun tadi di tempat yang terang dan diamati selama 10 menit.

9. Mengamati dan mencatat banyaknya gelembung yang muncul lalu memasukkan data ke tabel..

5. Hasil Pengamatan :

Kelompok Banyak Gelembung
Waktu
(Menit) Kena Sinar Matahari Langsung Dalam Ruangan
I 5 260
II 10 375
III 15 385
IV 20 953
V 25 655
VI 5 3
VII 10 8
VIII 15 8
IX 20 5
X 25 14

6. Diskusi :
1. Gas apakah yang ada pada gelembung udara tersebut? dan bagaimana proses terbentuknya?
Jawab : Gelembung yang dihasilkan pada percobaan itu merupakan gas oksigen/O2. Gas ini terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas oksigen yang akan muncul berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2H2O(l) 4H+(aq) + O2 (g)
Dari persamaan tersebut nampak dihasilkan molekul gas O2 dari penguraian air.
Berikut akan ditampilkan proses terbentuknya O2 dalam proses fotosintesis.
2. Apakah yang menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah gelembung pada percobaan tersebut?Jelaskan!
Jawab : Yang menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah gelembung pada percobaan di atas adalah:
a. Lama berlangsungnya fotosintesis
Semakin lama waktu yang dibutuhkan, maka semakin banyak gelembung gas oksigen yang dihasilkan karena proses potosintesis akan banyak menghasilkan gas oksigen seiring dengan lamanya waktu fotosintesis.
b. Cahaya matahari
Berdasarkan percobaan di atas, gelembung gas oksigen yang dihasilkan di tempat yang kena sinar matahari akan menghasilkan gas oksigen yang lebih banyak dibandingkan di tempat yang tidak kena sinar matahari.. Hal itu disebabkan karena dalam proses fotosintesis diperlukan cahaya matahari sebagai sumber energi dalam fotosintesis khususnya dalam fotolisis sehingga semakin mendapatkan cahaya maka semakin banyak air yang dipecah dan semakin banyak pula gas oksigen yang dihasilkan.

7. Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan di atas, dapat kami simpulkan bahwa:
1. Dalam proses fotosintesis diperlukan air dan cahaya matahari.
2. Pada proses potosintesis menghasilkan O2/oksigen.

Read More......

Pengujian Hukum Mendel

Sifat-sifat yang dimilki oleh suatu individu merupakan hasil pewarisan sifat dari kedua induknya. Sifat-sifat tersebut diturunkan dari induk kepada keturunannya melalui gen. Gen dapat membawa sifat yang dominant maupun resesif kepada keturunannya.


Tujuan : Melakukan pengujian kebenaran teori Mendel pada
persilangan dengan dua sifat beda.

Alat dan Bahan :
 Kertas karton
 Kertas warna (merah, hitam, putih, dan hijau)
 Lem kertas
 Kotak genetik
 Kain penutup mata
 Tabel pengamatan

Langkah Kegiatan :
1. Memotong karton dengan ukuran 2 cm x 2cm sebanyak 200 buah.
2. Memberi warna pada potongan karton dengan kombinasi sebagai berikut.
a. merah-hitam (MH) = 50 buah
b. merah-hijau (Mh) = 50 buah
c. putih-hitam (mH) = 50 buah
d. putih-hijau (mh) = 50 buah
Potongan karton yang sudah diberi warna dinamai kotak gamet.
3. Membagi masing-masing kotak gamet ke dalam dua kelompok (masing-masing 25 buah). Memasukkan kotak gamet yang telah dibagi menjadi dua kelompok ke dalam wadah genetik (kotak jantan dan kotak betina). Masing-masing kotak genetik berisi 100 buah kotak gamet yang terdiri ats empat kombinasi pasangan gamet.
4. Mengaduk kotak genetik secara merata setelah memastikan tidak ada kesalahan dalam menghitung.
5. Menutup mata teman yang bertugas mengambil kotak gamet dari kotak genetik dengan kain penutup mata.
6. Mengambil satu buah kotak gamet dari masing-masing kotak genetik secara serentak dan memasangkan gametnya. Pengambilan dilakukan sampai kotak genetik habis (100 kali pengambilan).
7. Anggota lain bertugas mencatat masing-masing kotak gamet yang diambil pada kegiatan 6. Menyimpan kotak gamet yang sudah digunakan di tempat yang berbeda agar pada percobaan berikutnya tidak perlu lagi menghitung jumlah kotak gamet.
8. Mengulangi pengambilan kotak genetik sebanyak dua kali. Melakukan pengolahan data hasil pengambilan kotak gamet dengan tabel dibawah ini.

Tabel Hasil Pengambilan Kotak Gamet


♀ MH Mh mH mh
MH I
II
III 7 4 9 3
6 5 6 9
5 11 4 5
Mh I
II
III 5 7 6 5
4 6 7 7
6 3 9 6
mH I
II
III 8 7 7 4
7 5 8 4
8 6 5 7
mh I
II
III 8 8 5 7
8 9 4 5
6 7 5 7

No. Macam genotif Percobaan ke … Fenotip yang diharapkan Keterangan fenotif
I II III
G G G
1 MMHH 7 6 5 56 Merah-Hitam (M-H)
2 MMHh 9 9 17
3 MmHH 17 13 12
4 MmHh 24 29 26
5 MMhh 7 6 3 19 Merah-Hijau (M-h)
6 Mmhh 13 16 13
7 MmHH 7 8 5 19 Putih-Hitam (m-H)
8 mmHh 9 8 12
9 mmhh 7 5 7 6 Putih-Hijau (m-h)
Jumlah 100 100 100 100
G = Genotif

Pengolahan Data Percobaan

Fenotif O E (O-E) = D

I II III I II III I II III
Merah-Hitam 57 57 60 56 1 1 4 0,018 0,018 0,286
Merah-Hijau 20 22 16 19 1 3 -3 0,052 0,474 0,474
Putih-Hitam 16 16 17 19 -3 -3 -2 0,474 0,474 0,210
Putih-Hijau 7 5 7 6 1 -1 1 0,167 0,167 0,167
Jumlah 100 100 0
R = 0,248
Keterangan :
O = Jumlah yang didapat
E = Jumlah yang diharapkan
R = Rata-rata penyimpangan
D = Selisih antara O dan E
Tabel Chin Square

Derajat Kebebasan PROBABILITAS
0,99 0,95 0,70 0,50 0,30 0,05 0,01
1 0,001 0,004 0,148 0,495 1,074 3,841 6,635
2 0,020 0,103 0,173 1,386 2,408 5,991 9,210
3 0,115 0,352 1,423 2,366 3,665 7,815 11,341
4 0,297 0,711 2,195 3,357 4,878 9,488 13,277

DITERIMA DITOLAK
Keterangan :
1. Derajat kebebasan yang digunakan adalah 3.
(Jumlah fenotip F2 = (2n) – 1 = 3), n = 2 (n = sifat beda))
2. Bila nilai X2 berada pada kolom probabilitas 0,05 sampai 0,01, maka percobaan yang anda lakukan sangat buruk (ditolak).

Kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami, nilai R yang kami dapat adalah 0,248. Nilai 0,248 berada pada kolom probabilitas 0,99 – 0,95 dengan derajat kebebasan 3. Berdasarkan tabel Chin Square diatas, maka hasil percobaan kelompok kami dapat diterima.
2. Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami, didapatkan perbandingan fenotip di setiap percobaan sebesar : Percobaan I = 57 : 20 : 16 : 7
Percobaan II = 57 : 22 : 16 : 5
Percobaan III = 60 : 16 : 17 : 7
Perbandingan fenotip yang kami dapatkan mendekati perbandingan fenotip teori Mendel yaitu 56 : 19 : 19 : 6. Maka telah teruji kebenaran teori Mendel pada persilangan dengan dua sifat beda menghasilkan perbandingan fenotip sebesar 9 : 3 : 3 : 1.

Read More......

Ekosistem dan Interaksi
Antar Komponen Penyusun


PERCOBAAN 8.1


Tujuan : Mengamati suatu ekosistem beserta interaksi antarkomponennya.
Alat dan Bahan : - Termometer
- Cetok
- Kantong plastik
- Buku kerja dan alat tulis.


Cara Kerja :

1. Tentukanlah sebuah ekosistem (Ekosistem perairan atau ekosisitem darat) yang ada di sekitar rumah sebagai objek yang akan diamati.

2. Adakan pengamatan terhadap ekosistem tersebut, catat segala sesuatu yang ada di dalam ekosistem tersebut. Ukurlah suhu udara di sekitar ekosistem tersebut dengan menggunakan termometer. Kemudian lakukan pula suhu perairan atau suhu tanahnya.

3. Selanjutnya, kelompokanlah hasil pengamatan yang telah kalian lakukan tersebut kedalam dua kelompok, yaitu suatu yang hidup dan sesuatu yang tak hidup.


HASIL PENGAMATAN

1. EKOSISTEM YANG DIAMATI : Kolam

2. HAL – HAL YANG DIAMATI
1. batu
2. air
3. tumbuhan lumut
4. ikan
5. bekicot
6. katak
7. berudu
8. sinar matahari
9. tanah/pasir
10. udara
11. plankton
12. alga

3. SUHU LINGKUNGAN
Suhu udara : 29o C
Suhu perairan : 24oC
Suhu tanah : 23oC

4. TABEL PENGELOMPOKAN HASIL PENGAMATAN


BIOTIK ABIOTIK
Tumbuhan lumut Batu
Ikan Air
Bekicot Sinar matahari
Katak Tanah/pasir
Berudu Udara
Plankton
Alga


Pertanyaan:
1. Apakah komponen yang hidup mempengaruhi koponen yang tak hidup? Atau apakah terjadi sebaliknya?

2. Sebutkanlah Komponen yang banyak ditemukan dalam ekosistem tersebut, baik yang hidup maupun yang tak hidup!


Jawaban:
1. Saling mempengaruhi, karena suatu ekosistem itu dapat terjadi apabila ada hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan komponen abiotik.

2. Komponen yang banyak kami temui adalah komponen biotik yang terdiri dari : Tumbuhan lumut, ikan, katak, bekicot, berudu, plankton, dan alga. Sedangkan komponen abiotik terdiri atas : batu, air, sinar matahari, tanah/pasir, dan udara


Kesimpulan :

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan kami menyimpulkan bahwa suatu ekosistem itu terjadi jika terdapat hubungan timbal balik antar komponen biotik dengan komponen abiotik dan akan menimbulkan hubungan saling mempengaruhi .

Read More......

Monday, May 26, 2008

LAPORAN
TANAMAN BELIMBING
(Averrhoa carambola L.)

1. Klasifikasi

Kingdom:
Plantae

Divisio :
Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Oxalidales

Familia : Oxalidaceae

Genus : Averrhoa

Spesies : A. carambola L


2.Manfaat
Tanaman belimbing merupakan tanaman yang memiliki banyak khasiat baik dengan menggunakan daun, bunga, maupun buahnya dapat dimanfaatkan. Berikut adalah beberapa manfaat tanaman belimbing.

A. Kesehatan
1. Untuk mengobati batuk
a. Bahan : 1 genggam bunga belimbing dan 1 potong gula batu
Cara membuat : direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal ½ Gelas.
Cara menggunakan : diminum pagi dan sore secara rutin.

b. Bahan : daun, bunga dan buah belimbing ditambah gula
merah dan adas pulawaras
Cara Membuat : direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal ½ gelas.
Cara menggunakan : diminum pagi dan sore secara rutin
2. Untuk mengobati beguk
Bahan :10 lembar daun belimbing dan 4 siung bawang merah
Cara membuat : ditumbuk bersama-sama sampai halus
Cara menggunakan : untuk bobok dan obat luar
3. Untuk mengobati encok
a. Bahan : 1 genggam daun belimbing ditambah kapur sirih
Cara membuat : ditumbuk halus bersama-sama
Cara menggunakan : digosokan sebagai param

b. Bahan : 4 genggam daun belimbing
Cara membuat : ditumbuk halus
Cara menggunakan : digunakan untuk menggosok bagian
pinggang
4. Untuk mengobati sariawan
Bahan : 11 kuntum bunga belimbing, asam jawa dan gula merah
Cara membuat : direbus bersama-sama dengan 2 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara menggunakan : diminum pagi dan sore


5. Untuk mengobati hipertensi
Bahan : 3 buah belimbing, ½ ikat daun kemangi
Cara membuat : direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan : diminum menjelang tidur dan diulangi 3 hari
sekali
6. Untuk mengobati diabetes mellitus, demam dan radang poros usus
Bahan : 3 genggam daun belimbing
Cara membuat : direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
7. Menghilangkan Jerawat
Bahan : 3 buah belimbing dan garam secukupnya
Cara membuat : buah belimbing diparut kemudian kedua bahan
tersebut dicampur sampai merata
Cara menggunakan : digunakan sebagai bedak pada bagian wajah
yang berjerawat

B. Ekonomi
Manfaat tanaman belimbing dalam bidang ekonomi adalah buah belimbing dapat diproduksi secara besar-besaran untuk dijual di pasaran. Atau dapat pula dibuatkan satu perkebunan khusus untuk tanaman belimbing senhingga alhasil dapat membantu perekonomian petani.

C. Keagamaan
Daun belimbing juga digunakan dalam keagamaan. Misalnya dipakai sebagai sarana gantung-gantungan dan pelengkap upacara. Daun belimbing juga dapat digunakan sebagai pelengkap untuk orang yang kena sakit karena magic seperti selalu menangis tidak jelas sakitnya, merintih-rintih dan memanggil-manggil minta air, dengan ramuan sarana, sembung bangke, kesimbukan warna hitam (urang-aring warna hitam), pancarsona, semua diambil akarnya, kelapa bakar, bawang dipendam, air basuhan ketan gajih, diminum setelah ditumbuk dan disaring, sebagai semburnya, sarana, kulit pohon bangle, daun belimbing yang kuning, kemiri jentung, kencur lanang, beras merah, ketumbar, disemburkan hulu hatinya dan dengan di sertai dengan mantera “Sang kambang aja sira anglaranin, angantuka, apan syanu pangawaking bhatara Bayu, ora lara (Hai sang Kambang, jangan engkau menyakiti, karena si anu penjelmaan Bhatara Bayu, tidak akan sakit)”, diucapkan tiga kali.

Read More......